Nikotin Dalam Rokok Yang Sering Dianggap Sepele
Banyak dari kita pasti sudah sering mendengar bahwa merokok itu bukan hal yang baik untuk kesehatan. Tapi, tahukah kamu bahwa ada satu zat didalam rokok yang membuat kita ketagihan dan membawa banyak dampak buruk untuk tubuh? Yup, itu adalah Nikotin. Zat ini sering dianggap remeh padahal bahayanya ga main-main. Nikotin adalah senyawa kimia alami yang ditemukan dalam tanaman tembakau dan merupakan salah satu komponen utama yang ada di setiap batang rokok. Zat ini yang membuat kamu merasa tenang dan rileks setelah menghisap rokok. Tapi, apa yang bikin nikotin berbahaya? Nikotin punya sifat Adiktif-artinya setelah dikonsumsi, otak akan merasa “ketagihan dan terus minta lebih banyak. Ini salah satu alasan utama mengapa banyak orang sangat susah untuk berhenti merokok. Nikotin bekerja dengan mengganggu sistem saraf di otak dan membuat tubuh kita merasa bahwa membutuhkan rokok lebih banyak lagi
Dampak Nikotin Pada Tubuh
Meskipun nikotin terlihat bikin tubuh jadi “nyaman” dalam jangka pendek, efek jangka panjangnya ternyata jauh dari kata baik. Nikotin memiliki dampak buruk yang merugikan hampir seluruh dalam tubuh kita
- Merusak Otak dan Sistem Saraf, setelah merokok nikotin akan segera masuk ke aliran darah dan sampai ke otak hanya dalam waktu beberapa detik. Di otak, nikotin memicu pelepasan zat kimia yang disebut dopamin-zat yang bikin kamu merasa senang dan puas. Inilah yang membuat sebagian orang kecanduan. Namun, semakin sering merokok, otak akan terbiasa dengan jumlah nikotin yang lebih tinggi sehingga perlu merokok lebih banyak untuk mendapatkan efek yang sama. Akhirnya menjadi kecanduan. Otak yang terpapar nikotin dalam jangka panjang juga bisa mengalami perubahan fungsi, seperti penurunan daya ingat, kemampuan berpikir yang menurun dan gangguan suasana jati. Untuk kamu yang mulai merokok sejak usia muda, resiko kerusakan otak ini jadi lebih tinggi karena otak masih dalam tahap perkembangan
- Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung, Nikotin punya kemampuan untuk meningkatkan detak jantung dan tekanan darah. Ini mungkin terlihat sepele tetapi dalam jangka waktu panjang kondisi ini bisa mempercepat porses pembentukan plak di dinding pembuluh darah (yang disebut aterosklerosis). Plak ini membuat pembuluh darah jadi sempit dan keras sehingga beresiko terkena penyakit jantung dan stroke meningkat drastis bahkan, menurut berbagai penelitian perokok punya resiko dua kali lebih besar untuk terkena penyakit jantung koroner dibandingkan non-perokok. Jadi, jika kamu peduli dengan kesehatan jantung berhenti merokok adalah langkah yang tepat
- Mengganggu Sistem Pernapasan, ga cuma paru-paru aja yang kena dampak buruk dari merokok tapi juga seluruh sistem pernapasan. Nikotin bikin produksi lendir di paru-paru meningkat dan hal ini membuat paru-paru lebih rentan terkena infeksi. Dalam jangka panjang, bisa menyebabkan penyakit pernapasan kronis seperti bronkitis dan emfisema yang membuat kesulitan bernafas. Bahkan resiko terkena kanker paru-paru juga meningkat berkali-kali lipat karena kombinasi nikotin dan zat-zat kimia berbahaya lainnya yang ada di dalam rokok
- Mengganggu Kesehatan Reproduksi, Nikotin juga memiliki efek negatif untuk kesehatan reproduksi. Pada pria, nikotin bisa mengurangi kualitas sperma dan meningkatkan resiko impotensi. Sedangkan pada wanita, nikotin dapat mengganggu kesuburan dan meningkatkan resiko komplikasi saat hamil seperti bayi lahir prematur atau berat lahir rendah
Efek Nikotin Pada Kesehatan Mental
Selain berdampak pada fisik, nikotin juga tidak baik untuk kesehatan mental. Seseorang yang merokok seringkali menggunakan rokok sebagai cara untuk mengurangi stress atau kecemasan. Tapi, faktanya nikotin justru bisa membuat perasaan stress jadi lebih buruk dalam jangka panjang. Ketika seseorang sudah kecanduan nikotin, tubuh akan mengalami gejala putus nikotin jika tidak merokok dalam beberapa waktu gejalanya bisa berupa kecemasan, mudah marah, sulit konsentrasi hingga depresi. Jadi nikotin memiliki efek jebakan dalam lingkaran kecanduan yang semakin memperburuk kondisi mental