Kenali Penyebab Hamil Kebo dan Risikonya !
Istilah hamil kebo sering digunakan untuk menggambarkan kehamilan tanpa gejala yang dialami oleh ibu hamil. Kehamilan ini dianggap sebagai keberuntungan karena moms tidak merasakan keluhan apapun saat hamil. Tetapi sebenarnya ada risiko yang dapat terjadi pada hamil kebo tersebut.
Seperti yang moms ketahui kehamilan sering disertai dengan perubahan pada hidup seorang wanita, baik itu dari segi fisik, mental, maupun hormonal. Semua perubahan yang dialami ibu hamil pastinya akan menyebabkan keluhan seperti morning sickness, nyeri payudara, sakit perut, kelelahan, dan sering kencing, itu semua disebut gejala kehamilan.
Perlu moms ketahui bahwa setiap kehamilan itu bersifat unik dan setiap ibu hamil memiliki tantangan atau keluhan yang berbeda ketika menjalaninya. Nah salah satu kehamilan unik tersebut adalah hamil kebo.
Penyebab Hamil Kebo
Tergolong normal beberapa moms tidak menyadari atau merasakan gejala kehamilan di usia kehamilan 4-6 minggu. Dan tidak adanya gejala kehamilan pada hamil kebo akan dialami biasanya sampai lebih dari 6 minggu usia kehamilannya.
Dalam medis hamil kebo disebut dengan istilah cryptic pregnancy (kehamilan samar). Cryptic pregnancy ini membuat moms tidak menyadari bahwa moms sedang hamil sampai menjelang akhir masa kehamilan , bahkan ada yang tiba-tiba melahirkan.
Belum diketahui secara pasti kenapa ibu hamil bisa mengalami hamil kebo. Tetapi ada beberapa faktor yang dapat dicurigai moms tidak merasakan gejala hamil, antara lain :
1. Gejala Salah Arti
Sering kali gejala kehamilan disalah artikan sebagai keluhan kesehatan fisik atau gejala premenstrual syndrome (PMS). Memang gejala PMS dan tanda kehamilan hampir mirip, tetapi sebenarnya moms dapat membedakannya dari intensitas dan tingkat keparahannya.
Alasan ini yang membuat beberapa ibu hamil mengalami hamil kebo dengan menyalahartikan gejala kehamilan yang tengah dirasakannya.
2. Siklus Haid tidak teratur
Moms dengan siklus haid yang tidak teratur bisa mengalami hamil kebo. Karena sering kali sulit menyadari bahwa moms telah telat haid, yang mana tanda ini merupakan gejala kehamilan yang umum dialami oleh ibu yang hamil.
Moms yang memiliki siklus tidak teratur membuat lebih sulit menentukan masa subur. Dengan kondisi seperti ini menyebabkan moms tidak dapat memprediksi waktu yang aman untuk berhubungan intim tanpa takut hamil.
3. Belum ingin hamil
Moms yang sedang menunda untuk memiliki momongan karena suatu alasan tertentu, misalnya menderita kondisi kesehatan fisik atau mental tertentu, mengonsumsi obat-obatan atau merasa membutuhkan waktu lebih untuk membekali diri sebelum menjadi ibu biasanya dapat mengalami hamil kebo.
Secara psikologis moms yang menunda kehamilan biasanya juga akan menyangkal gejala kehamilan yang sedang dialami. Hal ini karena moms yang menunda kehamilan kurang sensitif terhadap gejala dan perubahan fisik akibat kehamilan.
4. PCOS (Polycystic ovary syndrome)
Gejala yang dialami sehari-hari sebagai penderita PCOS mungkin mirip dengan gejala kehamilan yang dirasakannya, sehingga moms dengan PCOS bisa mengalami hamil kebo.
Penderita PCOS memiliki kadar hormone yang tidak stabil dan mungkin akan mendapatkan hasil testpack dengan hasil negatif palsu karena terlalu cepat melakukan test pack. Inilah yang biasanya membuat penderita PCOS tidak menyadari bahwa sedang mengandung.
Risiko Hamil Kebo
Setiap wanita yang hamil pastinya ingin mengalami hamil kebo karena nyaman menjalani kehamilan tanpa merasakan keluhan. Akan tetapi, terlambat menyadari kehamilan juga dapat membuat moms tidak mendapatkan perawatan kehamilan lebih dini sehingga rentan mengalami komplikasi dalam kehamilan.
Berikut ini risiko yang dapat terjadi apabila moms terlambat mengetahui kehamilannya sejak dini :
- Diabetes gestasional
- Preeklamsia
- Persalinan premature
- Bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR)
- Gangguan pada tumbuh kembang janin akibat pola hidup moms yang tidak sehat selama hamil.
Hamil kebo bukanlah hal yang membahayakan, tetapi harus dijalani dengan baik agar mencegah risiko yang dapat terjadi. Apabila moms mengalami telat haid lebih dari 10 hari dengan atau tanpa gejala, sebaiknya moms melakukan testpack untuk mengetahui apakah moms hamil atau tidak.
Setelah moms mengetahui hasil test pack nya dan untuk memastikan kehamilan moms bisa berkonsultasi dengan dokter untuk dilakukan USG. Selain itu jika moms mengalami telat haid selama 3 siklus berturut-turut tanpa menggunakan kontrasepsi (KB) segera untuk memeriksakan ke dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.